Sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 17 November mendatang, penjualan hewan kurban masih relatif sepi. Namun para pedagang optimis jika penjualan tahun ini lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Ayub (43) seorang pedagang sapi dan kambing di Jl Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan mengaku sudah menggelar lapak dagangannya selama seminggu. Dalam seminggu ini, baru 5 sapi nya yang terjual.
“Memang minggu kemarin sampai minggu ini masih sepi. Biasanya pembeli datang
saat hari libur, Sabtu atau Minggu,” kata Ayub saat berbincang dengan deikcom, Rabu (10/11/2010).
Harga yang ditawarkan untuk sapi dan kambing kurban ini beragam tergantung berat dan jenis hewannya. Untuk sapi rata-rata berukuran berat 270 – 600 Kg. Kisaran harga yang ditawarkan mulai dari Rp 8,5 – Rp 25 juta.
“Baru sapi yang udah siap jual. Kambingnya dikirim dari Jawa baru nyampe besok,” imbuhnya.
Sapi-sapi yang ditawarkan Ayub ada dua jenis yakni Sapi Limosin dan Sapi Ongole. Sapi Limosin adalah sapi peranakan Australia yang tubuhnya lebih gemuk berotot. Sedangkan Sapi Ongole adalah sapi Jawa yang salah satu cirinya adalah memiliki punuk.
“Sapinya sama saja. Bentuknya saja yang sedikit berbeda,” jelas Ayub yang sudah berjualan sapi selama 17 tahun ini.
Menurut Ayub dia memerlukan modal usaha sebesar Rp 500 – 600 juta rupiah untuk menjajakan dagangannya. Tanpa mau memberi detail keuntungannya, Ayub mengaku hasil jualan sapinya yang selama ini dia lakukan sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
“Alhamdulillah selalu ada untungnya. Berapa untungnya nggak usah dibicarkan,” paparnya.
Sementara itu Rozaq (32) seorang pedagang kambing kurban yang biasa berjualan di sisi sepanjang Jl Lenteng Agung mengakui bahwa pekan ini belum menjadi puncaknya penjualan hewan kurban. Menurut dia, puncak pembelian hewan kurban adalah pada H-3 menjelang lebaran. Dia yang membawa ratusan ekor kambing optimis penjualannya akan laku keras.
“Orang masih sibuk. Nanti dekat hari H orang baru pada repot ngurusin kurban.” ungkap Rozaq.
Dalam penjualannya, Rozaq tidak mengambil keuntungan yang besar. Sebab tidak
semua kambing yang dia jajakan adalah miliknya, melainkan milik rekan dan
kerabatnya.
“Modal tenaga saja. Yang lain dimodalin sama teman atau saudara,” paparnya.
Rozaq juga menjelaskan ciri-ciri kambing sehat kepada setiap calon pembeli yang datang. Pertama dia menjelaskan mengenai anggota tubuh kambing yang harus utuh dan tidak terluka atau cacat. Kedua dilihat dari matanya yang jernih dan tidak berair. Ketiga mengenai kuku kaki dan gigi yang bersih.
“Dilihat juga buah zakarnya. Biasanya ada yang dua ada yang satu. Untuk kambing yang dia tawarkan rata-rata berbobot berukuran 25-90 Kg. Kisaran
harganya antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Semua kambingnya diambil dari Jawa.
“Mau besar mau kecil kurbannya yang penting iklhas,” kata dia.
Pantauan detikcom di sepanjang jalan sudah ramai kandang-kandang dadakan yang sengaja dibangun. Beberapa trotoar bahkan disulap jadi kandang sapi, kerbau, kambing dan domba.
0 komentar:
Posting Komentar