Gayus Saingi Obama


















BUKAN cuma bencana saja yang bersaing di Indonesia. Misalnya, setelah banjir bandang menimpa Wasior, Papua Barat, disusul gempa tektonik Mentawai hingga menlahirkan bencana tsunami. Belum selesai urusan penanganan krban di dua lokasi itu, buru-buru Merapi meletup- letup yang kemudian menyebabkan ribuan manusia menjadi tersiksa karenanya.

Persaingan kabar besar juga terjadi antara tamu terhormat kepala negara adikuasa, Barack Obama dan istri ketika menjadi tamu kehormatan yang sedang ditunggu-tunggu oleh petinggi Indonesia. Sebelum Obama tiba, tokoh nasional yang lahir dari sebuah sangkaan sebagai mafia perpajakan, Gayus Halomoan Tambunan menjadi isu besar di koran-koran nasional.  Seorang wartawan Kompas berhasil menjepret sesosok pria muda yang ciri-ciri wajah dan fisiknya seperti Gayus.

Banyak pihak yakin itu sebagai Gayus, tetapi tidak sedikit juga 'terutama' kalangan penegak hukum bahwa gambar pria yang dijepret oleh wartawan itu bukan Gayus Halomoan, bisa jadi orang lain. Begitu mudah kita bisa menyangkal, begitu ringan kita bisa menyamakan. Keberadaan seorang lelaki yang amat mirip dengan Gayus ternyata tak hanya disadari oleh para wartawan yang tegah meliput Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010.

Beberapa tamu Westin Hoteli, tempat turnamen itu digelar, juga mengaku melihat lelaki tersebut. Bahkan, mereka merasa melihat orang mirip Gayus yang datang ke hotel itu bersama seorang wanita, diduga istrinya. Kala itu ia terlihat sedang mendorong koper. "Saya juga sempat mengambil foto ketika dia mendorong itu," ujar seorang tamu sambil menunjukkan fotonya di hotel itu kepada Kompas.

Sebagaimana dilaporkan, seorang penonton berkaca mata yang mengenakan kaus polo dengan balutan sweater gelap difoto oleh fotografer Kompas saat menyaksikan salah satu pertandingan tenis dalam turnamen itu. Lelaki yang wajahnya mirip Gayus tersebut terlihat sering memperbaiki tata rambutnya. Dicurigai, rambut hitam, tebal, lurus, dan berponi itu adalah wig alias rambut palsu.

Saat ditemui di sela-sela berlangsungnya sidang kasus mafia pajak yang melilitnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (8/11) kemarin, Gayus membantah semua tuduhan itu. Ia bukan saja membantah keberadaannya di Bali, tetapi  ia pun membantah penjelasan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Iskandar Hasan yang menyebut dirinya mengajukan izin untuk berobat.

Keluarga Gayus enggan berkomentar apakah foto pria yang diduga memakai wig yang sedang menonton turnamen tenis di Bali hanya mirip Gayus atau benar-benar Gayus. Keluarga  meminta foto itu harus diteliti secara ilmiah.

"Aduh namanya media, namanya elektronik dengan yang asli itu harus kita buktikan secara logis. Ada baiknya dibuktikan dulu, bisa dengan menguji hasil laboratorium, hasil digital, harus bisa dibuktikan secara keilmuanlah," ujar kerabat Gayus, Yuda, saat dimintai tanggapannya oleh detikcom mengenai foto tersebut, Selasa (9/11). Yuda adalah sepupu Malina Anggraeini, istri Gayus.

Ternyata, Gayus sempat mampir ke rumahnya di Gading Parkview, Kelapa Gading, Jakarta Utara, saat izin keluar dari Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, akhir pekan lalu. Namun rupanya, terdakwa kasus mafia pajak ini pernah juga pulang ke rumah mewahnya saat Lebaran, September lalu. Hal ini diakui para petugas keamanan kompleks rumahnya di kompleks elite itu. Menurut mereka, Gayus tidak terpantau pulang ke rumah akhir pekan lalu seperti keterangan polisi.

Polisi sebagai penanggung jawab atas diri Gayus pun bisa secara mudah menangkis semua fakta gambar yang muncul di media masa. Mengapa itu terjadi, karena memang begitu banyak oknum penegak hukum bersedia membantu Gayus. Tentu alasanya adalah fulus!

Kondisi ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh aparat penegak hukum dimanapun Gayus melintas. Ibaratnya Gayus adalah 'lalu lintas uang', dimana dia lewat 'jalur hukum' apapun disitulah kira-kira uang masih bisa mengalir.

Sekali lagi fakta ini bisa dibantah dan mudah dipatahkan, akan tetapi sejatinya rakyat sudah begitu muak dengan sikap dan perilaku penegak hukum Indonesia yang benar-benar pada posisi penuh kesialan dan terpuruk.

0 komentar: