Nurdin Akan Gugat Pembekuan PSSI

foto 
Nama Nurdin Halid begitu tenar belakangan ini. Sikap ngototnya bertahan sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) membuat banyak orang membencinya. Terakhir pria kelahiran Makassar itu berseteru dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

Nurdin bercerita banyak ketika ditemui di kantor Badan Liga Indonesia (BLI) di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis sore lalu. Mengenakan baju bergaris berwarna merah-putih, NH ditemui saat tengah menyaksikan pertandingan Persija Jakarta menjamu Persipura Jayapura yang disiarkan sebuah stasiun televisi.

Selama sekitar 40 menit, NH bercerita dari seputar kekisruhan Kongres PSSI di Pekanbaru, ikut campurnya pemerintah, "kartu merah" pembekuan PSSI, sampai pencalonan dirinya. Berikut ini petikan wawancaranya.

Kongres PSSI di Pekanbaru tetap digelar, diikuti 78 pemilik suara, komentar Anda?

Kalau itu jelas (kongres yang) tidak sah. Tidak boleh anggota menggelar kongres tanpa PSSI, kecuali anggota sesuai statuta meminta kepada PSSI. Selama sekitar 60 hari--atau berapa saya lupa--kemudian PSSI tidak menggubris, baru boleh menggelar kongres dengan koordinasi FIFA (badan sepak bola dunia). Barulah (kongresnya) bisa dikatakan legal. Sekarang ini kan tidak ada.

Jadi Anda menganggap 78 suara peserta kongres itu tidak sah?
Sebagian tidak sah. Karena ada, misalnya, Persigo Gorontalo, mereka tidak punya hak suara. Kami sedang melakukan verifikasi. Yang pasti, tidak mungkin 78 pemilik suara, karena 68 pemilik suara, kurang-lebih 136 orang, ikut dievakuasi. Tapi yang paling penting di sini adalah tidak ada kewenangan mereka menggelar kongres.

Kami ingin menggelar kongres. Saya sudah sampai di bandara (Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru), sudah mau naik mobil, tapi bagaimana kita bisa datang. Lihat di televisi, di bawah tempat kongres diteriak-teriaki dan saya sudah diancam, bagaimana saya bisa datang? Ketua panitia kongres, Indra Muklis Adnan, mengatakan kondisi sudah sangat tidak kondusif, sudah mencekam.

Setelah itu?
Kami mengundang Exco (Komite Eksekutif PSSI) ke airport untuk rapat. Dalam rapat itu ditetapkan, pertama, kondisi kongres dalam kahar (ricuh). Sesuai dengan pasal 86, kami memutuskan membatalkan dan menunda kongres. Keputusan ini saya sampaikan kepada utusan FIFA (anggota Komite Asosiasi FIFA, Frank van Hattum) dan mereka memahaminya. Barulah kami melanjutkan rapat di Singapura. FIFA memberi petunjuk untuk melaporkan secara lengkap kronologi yang terjadi ke FIFA.

Bukankah FIFA membantah jika disebut menyetujui penundaan?
Kami tidak meminta persetujuan (utusan FIFA). Kami melaporkan tidak bisa menyelenggarakan kongres karena kondisinya tidak memungkinkan. Jadi kami memang tidak meminta persetujuan karena kondisinya.

Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga memberikan "kartu merah" kepada PSSI, apa langkah Anda selanjutnya?
Pertama, pembekuan itu akan digugat oleh pengacara. Kedua, tentang tidak mengakui saya, biarkan saja. Karena itu tidak ada dalam Statuta PSSI dan Statuta FIFA bahwa saya harus diakui oleh Menpora. Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Indonesia juga tidak ada aturan bahwa Menpora harus mengakui seorang ketua umum atau sekjen.

Kemarin (28 Maret lalu) dia membekukan PSSI, besok dia bisa mengatakan saya tidak mengakui Ketua Umum Anshor, saya tidak mau mengakui Ketua Umum SKPPI, saya tidak mau mengakui Ketua Umum AMPI, saya tidak mau mengakui ketua umum ini dan itu. Kalau itu terjadi, akan berbahaya. Tunjukkan kepada saya, di mana dia mempunyai kewenangan untuk mengakui dan tidak mengakui?

Selain menggugat, apa lagi langkah PSSI?
Kami akan menunggu keputusan FIFA. Kami sudah melaporkan apa yang terjadi. Komite Eksekutif telah menunda kongres untuk pemilihan paling lambat empat bulan untuk memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding. Selanjutnya mereka akan menggelar Kongres Pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Komite Eksekutif PSSI dua bulan setelahnya. Laporan ke FIFA dikirim by e-mail dan DHL, Selasa lalu (29 Maret).

Dengan berbagai hal itu, menurut Anda ada sistematisasi menjegal Anda?

Untuk pribadi saya, ini sistematis. Ini ulahnya Alifian (sebutan untuk Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng). Ini mulai dari Kongres Sepak Bola Nasional (KSN pada Maret 2010), ini sangat bagus dan sangat murni untuk membangun dan meningkatkan sepak bola Indonesia. Saya bertemu dengan Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Malang. Saat final Piala Dunia 2010, saya juga diundang ke Cikeas. Beliau memberi motivasi kepada saya, tapi Alifian ini yang punya niat.

Saya tidak tahu kenapa dia begitu membenci saya. Di satu sisi, Menpora ini mengatakan saya tidak kredibel karena mantan narapidana. Tapi, di satu sisi, dia lari pagi dengan mantan narapidana, Ketua PB PASI Bob Hasan. Kenapa dia bersikap begitu? Nurdin Halid yang sudah banyak melakukan kerja keras untuk PSSI dibilang tidak pernah ada prestasi, kalah terus tim nasional kita. Saya dicaci maki terus. Saya sebagai manusia juga mempunyai batas kesabaran.

Tapi kan memang banyak yang tidak setuju Anda menjadi calon Ketua Umum PSSI lagi?
Saya tidak pernah berkomentar bahwa saya adalah calon. Itu yang saya bingung. Saya tidak pernah mengatakan saya calon, saya juga tidak pernah mengatakan mencalonkan lagi. Saya menyatakan menerima dicalonkan atau tidak itu nanti pada saatnya. Tapi belum ada pencalonan saja kok saya disudutkan di mana-mana.

Dulu kasus formulir pernyataan dukungan kepada Anda....
It's OK. Bisa saja ada orang yang simpati dan mendukung saya, apa yang salah? Pihak sana (Arifin Panigoro dan George Toisutta) juga melakukan, kok tidak dipersoalkan? Kenapa setiap langkah saya dianggap salah semua dan dipersoalkan, di pihak sana kok tidak dipersoalkan?

0 komentar: